Bersyukur Setiap Hari: Kunci Ketenangan Hidup yang Sering Kita Lupa
"Alhamdulillah, akhirnya Mama bisa keluar dari ruang ICU."
Kalimat itu pendek. Tapi entah kenapa, membuatku terpaku beberapa detik. Di tengah rutinitas hidup yang seringkali membuatku mengeluh soal macet, kerjaan yang menumpuk, atau kopi pagi yang kelupaan dibikin aku lupa bahwa ada begitu banyak nikmat Allah yang aku nikmati tanpa pernah aku sadari.
Kenapa Kita Sering Lupa Bersyukur?
Kita hidup di zaman serba cepat. Informasi datang bergulung-gulung, keinginan muncul tanpa henti. Kita dibombardir dengan pencapaian orang lain, perbandingan yang tanpa sadar kita ciptakan sendiri. Di tengah itu semua, rasa syukur jadi kabur.Padahal, nikmat Allah bukan cuma tentang gaji naik atau punya rumah baru. Nikmat itu bisa sesederhana masih bisa menghirup udara pagi tanpa bantuan alat medis, atau bisa sarapan walau hanya roti dan teh hangat.
Bersyukur Itu Perintah Langit
Allah sudah ingatkan kita lewat firman-Nya dalam QS. Ibrahim: 7:“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”
Ayat ini bukan sekadar nasihat, tapi janji. Janji bahwa bersyukur membuka pintu tambahan nikmat. Dan sebaliknya, kufur nikmat hanya membawa kesempitan hati, bahkan bisa jadi kesempitan hidup.
Ucapan Syukur yang Bisa Kita Biasakan
Kadang kita bingung, bagaimana caranya bersyukur? Mulai dari yang sederhana dulu:Bangun tidur: “Alhamdulillah, aku masih hidup hari ini.”
Dapat kabar baik: “Segala puji bagi Allah atas rezeki ini.”
Selesai makan: “Terima kasih ya Allah, atas makanan hari ini.”
Kita tak harus selalu mengucapkan dengan lantang, kadang cukup di dalam hati, dengan penuh kesadaran. Yang penting, rasa syukurnya hidup.
Syukur Itu Menenangkan
Pernah gak kamu ngerasa sedih, lalu tiba-tiba melihat seseorang yang hidupnya jauh lebih sulit? Di situ kita sering tersadar, bahwa hidup kita sebenarnya baik-baik saja.Bersyukur itu seperti rem pada emosi negatif. Ia tak menghapus masalah, tapi membuat hati kita lebih lapang menjalaninya.
Penelitian modern bahkan menunjukkan bahwa orang yang sering bersyukur punya tingkat stres lebih rendah dan kualitas tidur lebih baik. Kalau ilmu kedokteran saja sepakat bahwa bersyukur itu sehat, apalagi agama?
Bersyukur Tak Harus Menunggu Sempurna
Ini yang sering salah kaprah. Banyak dari kita berpikir, “Nanti kalau hidupku udah enak, baru aku rajin bersyukur.”Padahal justru sebaliknya. Mulailah bersyukur sekarang, maka hidupmu perlahan akan terasa lebih enak. Bukan karena semuanya berubah, tapi karena cara pandang kita yang berubah.
Penutup: Syukur Itu Kunci
Setiap hari adalah kesempatan untuk bersyukur. Kita tak pernah tahu kapan Allah menarik kembali nikmat yang sekarang kita miliki. Jadi sebelum itu terjadi, mari belajar menikmati dan menghargainya lebih dulu.
Mulai dari sekarang, coba biasakan satu kalimat ini setiap hari:
"Alhamdulillah untuk hari ini."
Siapa tahu, dari satu ucapan sederhana itu, Allah membuka pintu nikmat yang jauh lebih besar.